Pendapat Siswa Tentang Hilangnya Mata Pelajaran TIK


Pelajaran TIK mulai diperkenalkan bersamaan dengan kurikulum KTSP sejak tahun 2004. Mulai pada tahun 2006 TIK menjadi sebuah mata pelajaran tersendiri. Mata pelajaran TIK memiliki banyak manfaat Antara lain: siswa mendapatkan pengetahuan dasar tentang pengoperasian komputer, siswa tidak lagi mengerjakan tugas menggunakan mesin ketik, siswa semakin terampil mengoperasikan software untuk menunjang pelajaran mereka, mencari informasi /data pendukung ilmu pengetahuan melalui internet ataupun bertukar informasi secara cepat dan saling berkomunikasi. 

TIK sekarang menjadi salah satu pelajaran yang sangat penting bagi para pelajar. Namun setelah masuknya kurikulum 2013, mulai banyak sekolah yang menghapus pelajaran TIK karena berbagai alasan seperti misalnya :

1.    Anggapan bahwa anak TK dan SD sudah bisa menggunakan internet.
2.    TIK bisa integratif (terintegrasi) dengan mata pelajaran lain.
3.  Pembelajaran sudah seharusnya berbasis TIK (alat bantu guru dalam mengajar), bukan TIK sebagai Mata Pelajaran khusus yang harus diajarkan.
4. Jika TIK masuk struktur kurikulum nasional maka pemerintah berkewajiban menyediakan Laboratorium Komputer tetapi pemerintah tidak sanggup untuk mengadakannya,
5.   Banyak sekolah yang belum teraliri listrik, jadi TIK tidak akan bisa diajarkan juga disekolah.

Padahal peran TIK sangatlah penting bagi para pelajar. Tik merupakan landasan sebagai dasar pengembangan siswa dalam jenjang pendidikan berikutnya ataupun untuk memacu kreativitas siswa itu sendiri. Banyak siswa yang menjadi terampil dan mandiri setelah belajar TIK. Karena penghapusan pelajaran TIK, jadi banyak dampak yang ditimbulkan untuk para pelajar, antar lain:

1.   Siswa Indonesia akan sangat tertinggal di bidang TIK dibandingkan dengan siswa dari negara lain.
2.   Pemerataan penyebaran ilmu pengetahuan untuk daerah pelosok akan lebih terhambat
3.  Keterampilan penggunaan komputer akan berkurang (terutama  bagi siswa di daerah terpencil yang tidak memiliki komputer di rumahnya)
4.   Pengetahuan  tentang akses informasi dan data pendukung mata pelajaran lebih berkurang .
5.   Daya kreativitas siswa di bidang computer tidak tergali dengan baik.

6.  Siswa diminta belajar TIK secara mandiri yang berakibat mereka hanya tahu TIK sebatas bermain games dan nonton youtube serta menjadi liar di media sosial karena kurangnya guru pemandu di bidang TIK

Komentar

Postingan Populer